Padang, 2 September 2023 - Semangat kebangsaan dan upaya melestarikan budaya terus berkobar di Museum Adityawarman di Jalan Diponegoro No. 10, Padang. Dalam rangka memeriahkan kemerdekaan Indonesia yang ke-78, Museum Adityawarman menggelar sebuah event yang begitu istimewa, dengan fokus pada lomba tradisional yang melibatkan anak-anak muda dari berbagai penjuru.
Event yang diadakan pada tanggal 2 September ini bukan hanya sebuah perayaan sejarah, tetapi juga merupakan bagian dari usaha keras untuk menjaga budaya serta permainan-permainan tradisional yang mungkin terlupakan oleh generasi muda.
Dalam momen ini, para pengunjung dapat menyaksikan pesona Museum Adityawarman yang telah mengalami perkembangan signifikan. Ruang pameran baru yang dikenal dengan sebutan "Sobat Alam Minangkabau" kini telah menjadi daya tarik tersendiri.
Ketua pelaksana event, Vandrowis, menjelaskan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk melestarikan budaya Minangkabau dan permainan-permainan tradisional yang perlahan tenggelam di tengah maraknya budaya pop modern.
Event ini menjadi sebuah panggung bagi generasi muda berusia 16-23 tahun untuk berpartisipasi dalam lomba tradisional. Lomba ini diikuti oleh 200 peserta, Terdapat lima jenis
lomba yang dipertandingkan, yaitu lomba tarompa panjang, tarompa galuak, susun batu, congkak, dan lari balok estafet.
Situasi di dalam event penuh dengan kegembiraan dan keceriaan. Gelak tawa terdengar saat anak-anak muda bersaing dengan semangat tinggi dalam setiap lomba. Semua itu berpadu dengan momen haru ketika para pemenang menerima penghargaan mereka. Begitu pula saat lomba berlangsung, ketegangan terasa di udara, dengan setiap tim berusaha keras meraih kemenangan.
Dampak positif dari event ini pun terlihat jelas. Masyarakat semakin tertarik untuk bernostalgia dengan permainan-permainan tradisional yang seringkali terlupakan dalam kehidupan sehari- hari. Selain itu, Museum Adityawarman semakin mendapatkan perhatian dan pengakuan dari masyarakat sebagai tempat yang berperan aktif dalam melestarikan budaya.
Salah satu peserta yang bernama Fitri Destian mengungkapkan betapa menariknya kegiatan ini baginya. Ia juga berbagi bahwa event ini membantunya mendapatkan teman-teman baru yang memiliki minat yang sama. Lebih dari itu, kegiatan ini mengingatkannya pada masa-masa indah saat permainan tradisional masih menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupannya.
Vandrowis, ketua pelaksana event, menyampaikan harapannya bahwa lomba ini tidak hanya akan menjadi sebuah perayaan tahunan, tetapi juga menjadi pengingat bagi generasi muda akan kekayaan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.
Event di Museum Adityawarman ini menjadi bukti konkret bahwa upaya melestarikan budaya dan permainan tradisional masih sangat relevan dan diterima oleh masyarakat, terutama oleh generasi muda yang semakin sadar akan pentingnya menjaga akar budaya dalam perjalanan mereka menuju masa depan.