Sehelai kain sarung terbuat dari benang katun berwarna dasar merah, bentuk empat persegi dihiasi songketan benang emas menggunakan teknik ATBM. Kepala kain bermotifkan pucuk rebung berhadapan itik pulang patang, atua bada. Bidang kain bermotifkan saik galamai. Pinggir bermotifkan batang pinang, atua bada, saluak laka dan bijo antimun. Digunakan sebagai kelengkapan pakaian oleh pengantin maupun bundo kanduang pada upacara adat Minangkabau. Pemakaian kain sarung ini melambangkan bahwa segala sesuatu harus diletakan pada tempatnya.
ARCHIVIST: Rianny/Dra. Riza Mutia