Bundo kanduang di Minangkabau memakai beraneka bentuk pakaian pada upacara adat, mulai dari pemakaian tingkuluak/tutup kepala, baju, sandang/salempang, kodek/sarung dan acesoris yang dipakainya mencerminkan ciri khas masing-masing daerah. Di Kab. 50 Kota, bundo kandung memakai pakaian adat diantaranya kain sarung/kodek disebut dengan lambak ampek, terbuat dari benang kapas warna dasar merah ditenun dengan alat tenun tradisional (ATBM). Bentuk empat persegi panjang, bagian atas dari kodek ini disungkit dengan benang emas motif tabur yaitu motif sirangkak. Pada bagian belakang dilapisi kain tetoran warna merah dan langsung menyambung keatas. Bagian bawah dari kodek diberi minsie maka inilah disebut dengan lambak ampek. Lambak ampek (empat) yaitu ada selembar kain kodek/sarung diberi empat jalur ”minsie” selebar 5 cm, minsie ini terbuat dari benang emas masing-masing diselinggi dengan kain katun selebar 3 cm warna merah, kuning, dan hijau dengan hiasan motif sirangkak dari benang emas. Selain bundo kandung yang memakai kodek ini juga dipakai oleh anak gadis atau wanita muda baru bersuami sebagai kodek dalam pakaian lambak ampek pada upacara adat tingkat tinggi/balambang urek di daerah Payakumbuh Kab. 50 Kota