Oleh : Vandrowis
Mengunjungi Belanda rasanya kurang lengkap kalau tidak mampir ke kota Leiden, begitu tiba di Leiden langsung berkunjung ke Museum Volkenkunde menjadi hal yang luar biasa. Tahun 2018 berkesempatan untuk pergi mengunjungi Amsterdam, Begitu tiba dari Amsterdam menggunakan bus malam dari Paris, esok harinya mencoba mengunjungi Kota Leiden yang terkenal dengan kota pelajar Indonesia di Belanda. Berangkat pagi hari dari stasiun Sloterdijk Amsterdam menuju Stasiun Leiden Centraal, perjalanan kurang lebih jaraknya 100 m berjalan kaki dari depan stasiun Leiden Centraal akan terlihat bangunan tua yang tinggi berwarna coklat. Museum Volkenkunde merupakan salah satu museum etnografi tertua di dunia. Sebelum dijadikan sebuah museum, merupakan rumah sakit berkapasitas 250 tempat tidur yang dibangun pada tahun 1873. Setelah mengalami penutupan pada tahun 1926 dan ditinggalkan selama 11 tahun, bangunan ini akhirnya dialihfungsikan menjadi museum Volkenkunde (Het Rijksmuseum voor Volkenkunde) pada tahun 1937. Beberapa koleksi benda-benda etnografi dari Indonesia yang otentik adalah patung-patung dari candi Singasari, Keris Jogja dari Dr Groneman (Dokter pribadi Sultan Hamengku Buwono VI), Badik Teuku Umar, dan Harta Cakra Negara ada di Museum Volkenkunde. Setelahnya, koleksi benda-benda di museum tersebut semakin banyak termasuk koleksi penting dari Royal Cabinet of Rarities. Hingga saat ini, total koleksi benda museum Volkenkunde mencapai lebih dari 240,000 buah yang berasal dari berbagai penjuru dunia, mulai dari benua Afrika, Asia termasuk Indonesia, Jepang, Korea, China, kemudian dari Australia, Oceania, Amerika Selatan, Amerika Tengah, Amerika Utara hingga Kutub Utara. Indonesia dalam Volkenkunde Pameran di lantai dasar museum ini terbagi atas empat ruangan besar, yaitu ruangan Asia, Afrika, Indonesia dan Campuran. Di ruangan Asia, kita bisa lihat beberapa koleksi misalnya dari Tibet, India dan Persia. Menariknya, sebagian ruangan di Asia terdapat ruangan khusus tentang sejarah singkat dan studi tentang Islam (dalam bahasa Belanda), termasuk pemandangan Makkah, penjelasan Rukun Islam (dalam Bahasa Belanda), tahapan-tahapan ibadah Haji, termasuk pakaian ihram, perlengkapan haji dan video singkat tentang tata cara ibadah Haji. Al Quran yang dicetak pada masa lampau pun ada disana. Beberapa koleksi benda di museum Volkenkunde ada yang berasal dari Indonesia, makanya dibuat ruangan tersendiri karena yang dipamerkan cukup banyak jika dibandingkan dengan koleksi dari negara lain. Koleksi Volkenkunde yang dari Indonesia tidaklah banyak tapi cukup mewakili dari berbagai daerah besar di Indonesia. Arca (patung) misalnya? ya pastinya ada, tapi sedikit, seperti arca Ganesha, Durga, patung Garuda Wisnu Kencana berukuran sedang dan Hanoman khas dari Bali. Selain itu, di etalase Indonesia, ada beberapa benda yang umum kita sudah kenal, seperti wayang kulit, wayang golek, patung model baju adat, pernak-pernik dan ukiran kayu dari Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga Papua. Jadi, bisa dibilang yang dipamerkan dari Indonesia itu cukup umum tapi tetap mewakili secara keseluruhan. Benda-benda yang berasal dari Afrika di museum ini pun layak untuk dilihat lebih jauh. Seperti benda peninggalan abad ke-15 dari Dogon, Mali misalnya yang berupa ukiran kayu dan cawan dari tanah liat, atau alat rumah tangga dan berburu pada masa itu yang berasal dari Nigeria dan negara-negara di kawasan Afrika. Ada yang menarik, ada koleksi mistis. Di ruangan ini terpajang puluhan boneka kayu berbagai rupa, yang beberapa diantaranya tertancap paku, ada yang beberapa, ada yang puluhan dalam satu boneka. Dari Asia Timur, terus ke Inca hingga Inuit di dekat Kutub Utara Naik ke lantai atas, ruangan pameran dalam museum ini terbagi menjadi enam, yaitu ruangan Buddha (ya isinya patung-patung Buddha berukuran sedang), kemudian ruangan Japan dan Korea, China, Oceania, Arktik dan Amerika Utara, lalu ruangan Amerika Tengah dan Selatan. Pernak pernik dan benda-benda di ruangan Japan dan Korea cukup menarik, yang jelas ada pakaian Samurai, kostum perang dari Korea, dan beberapa peninggalan lainnya seperti kain tenun, keramik dan kerajinan tangan. Ada penjelasan tentang Taoisme dan Konfusianisme di ruangan China, sekaligus foto-foto peradaban China masa lalu dan koleksi keramik yang unik dan menarik. Menuju ruangan Oceania, banyak ditemui foto-foto masyarakat dari berbagai negara di kawasan Pasifik, termasuk kultur pakaiannya, dan berbagai macam replika kapal kayu. Disini juga bisa kita ditemui produk orang Aborigin seperti kain berlukis, boomerang dan ukiran kayu. Contoh kain tenun dan anyaman orang Micronesia juga dapat ditemui di ruangan ini. Kemudian menuju ruangan dimana benda-benda peninggalan suku Amazon, Aztec, Inca dan Maya berada. Tidak banyak yang dipamerkan disini namun kita bisa melihat contoh beberapa ukiran batu suku Aztec, anyaman suku Amazon untuk hiasan di kepala, cawan dan periuk dari tanah hasil karya suku Inca dan Maya. Walaupun tidak banyak, namun cukup bisa memberikan gambaran seperti apa budaya orang-orang dari suku yang terkenal tersebut. Ruangan terakhir yang saya kunjungi berisi beberapa benda peninggalan suku Indian hingga Inuit. Ada yang tahu dimana orang-orang Inuit tinggal? Yah, orang Inuit asli tinggal di benua Amerika Utara, tepatnya di wilayah Kanada ke arah Arktik yang dekat ke Kutub Utara. Di ruangan ini kita bisa lihat kostum asli orang Indian dan Inuit, termasuk segala aksesorisnya, kayak, kapal kayu dan perlengkapan berburu yang dipakai orang Inuit untuk berburu. Kerajinan tangan dan penjelasan hierarki sosial dari suku asli Benua Amerika juga dapat ditemui di ruangan ini. Masuk ke Museum Volkenkunde, bagi pelajar dan mahasiswa ada discount sehingga kita cukup membayar 6 Euro, sedangkan untuk grup lebih dari 10 orang dapat diskon 10% untuk biaya masuknya. Dengan menggunakan kartu Icom bisa masuk secara gratis ke Museum Volkenkunde. Jadi bila ada kesempatan berkunjung ke negara Belanda mampir ke Leiden lebih khusus ke Museum Volkenkunden. (Ivn)