Oleh : Syaifullah
Ibarat seseorang yang ingin melihat-lihat cerita masa lampau sebuah keluarga, maka ada banyak saksi bisu dalam kumpulan beberapa album yang diberi judul dan setiap foto juga ada keterangannya masing-masing.
Misal, judul albumnya " Album Pernikahan Papa Mama." maka tanpa ada yang menerangkan pun seseorang bisa melihat dan membayangkan sebuah momen penting dalam hidup seseorang yaitu pernikahan. Yang dari momen tersebut banyak hal penting yang bisa diambil sebagai
pelajaran.seperti bagaimana kekompakan sebuah keluarga besar, karena difoto itu ada keluarga besar sedang mempersiapkan acara baralek gadang atau misalnya bagaimana pakaian penganten minang tempo dulu yang sebenarnya punya nilai ABS SBK dsb.
Begitu juga jika ingin melihat sebuah perjalanan sejarah sebuah bangsa, dari berbagai macam jenis
hasil karya anak bangsanya, yang bukan saja dalam bentuk foto, akan tetapi berupa benda asli
ciptaan nenek moyang kita. Dari sana kita dapat membayangkan sebuah peristiwa sejarah, kita
dapat belajar sebuah karater, seperti keuletan, kehalusan budi dsb. Itulah museum. Yang menurut
PP nomor 66 thn 2015, bahwa museum adalah sebuah lembaga melindungi, mengembangkan dan
memanfaatkan koleksi museum serta mengomunikasikannya kepada masyarakat
Koleksi Museum yang selanjutnya disebut Koleksi adalah Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar
Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya dan/atau Bukan Cagar Budaya yang merupakan bukti
material hasil budaya dan/atau material alam dan lingkungannya yang mempunyai nilai penting bagi
sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, kebudayaan, teknologi, dan/atau pariwisata.
Maka agar sebuah generasi tidak kehilangan rangkaian sejarah panjang bangsanya sehingga
berkembang seperti sekarang, maka generasi tersebut harus didekatkan dengan museum dan
dijelaskan kepada mereka urgensi sebuah museum, yang dengan itu mereka bisa mengingat dan
menghargai jasa-jasa pendahulunya. Seperti kata Soekarno " Jas. Merah" jangan sekali-kali
melupakan sejarah..
Oleh sebab itu berbagai cara harus dilakukan agar musrim tetap menjadi tujuan utama untuk sebuah
kunjungan bagi masyarakat apalagi generasi muda. Misalnya museum harus masuk sebuah paket
kegiatan wisata baik wisnus ataupun wisman. Dan museim juga harus maduk ke sekolah-sekolah da
PT untuk mempromosikan museumnya.
Memang kita tahu bahwa dari waktu ke waktu selalu ada tempat tujuan wisata baru yang bisa
dikunjungi. Namun apakah itu berarti pengunjung wisata ke museum juga bertambah? Belum tentu.
Apalagi, katakanlah untuk sebuah museum yang tanpa kreatifitas dan tidak meningkatkan daya tarik
dan kualitas pelayanan publik.
Karenanya dibutuhkan sebuah inovasi untuk membuat museum jadi tempat yang lebih menarik.
Sehingga yan selama ini museum hanya dikesankan sebagai tempat penyimpanan benda seni dan
bernilai sejarah yang hanya digunakan untuk fungsi pendidikan. Hingga tak banyak masyarakat yang
tertarik untuk mengunjunginya maka sekarang masyarakat akan antusias mengunjungi museum.
Walaupun banyak juga masyarakat yang belum tahu bahwa sebenarnya banyak museum yang belum
terekspose yang menarik untuk di kunjungi. “Seharusnya untuk menarik perhatian masyarakat , dari
pihak museum itu harus mengadakan acara yang menarik sesuai dengan tema museum tersebut,
karena apabila hanya benda-benda mati bisa menimbulkan kebosanan, tapi klu ada audio visualnya
akan lebih menarik seperti hari ini, bukan sekedar foto keluarga tapi ada rekaman videonya menarik
bukan?”.
